1.
Pengertian injeksi
Injeksi adalah
sediaan steril berupa larutan, emulsi, suspensi, atau serbuk yang harus
dilarutkan atau disuspensikan terlebih dahulu sebelum digunakan secara
parenteral, suntuikan dengan cara menembus, atau merobek jaringan ke dalam atau
melalui kulit atau selaput lendir J
Obat suntik
didefinisikan secara luas sebagai sediaan steril bebas pirogen yg dimaksudkan
untuk diberikan secara parenteral
Pemberian dosis
secara berturut-turut pada interval tertentu dimana obat sarna sekali tidak
meninggalkan tubuh pada setiap interval pemberian dosis. Penggunaan prosedur
pada pengaturan dosis ganda digunakan pada pemberian obat yang berulang-ulang
dengan interval dosis yang konstan .
Sediaan steril
yang digunakan secara berulang atau lebih dari satu kali dan dikemas dalam
wadah 10 ml atau lebih dan mengandung zat antibakteri .
Parenteral
adalah larutan atau suspensi dari obat untuk disuntikkan dibawah atau menembus
satu atau lebih lapisan kulit atau membran mukosa.
Injeksi atau parenteral adalah sediaan steril yang pemberiannya menembus satu atau lebih lapisan kulit.
Sediaan parenteral adalah merupakan sediaan yang unik diantara bentuk obat terbagibagi, karena sediaan ini disuntikkan melalui kulit atau membran mukosa ke bagian dalam tubuh
syarat2
injeksi
Dalam pembuatan obat suntuk syarat utamanya obat harus steril tidak terkontaminasi bahan asing dan disimpan dalam wadah yang menjamin sterilitas (47). CPOB mensyaratkan bahwa tiap wadah akhir injeksi harus diamati satupersatu secara fisik. Selanjutnya kita harus menolak tiap wadah yang menunjukkan pencemaran bahan asing yang terlihat secara visual (46)
a. Zat Antibakteri
Zat antibakteri
dalam konsentrasi bakteriostatik harus dimasukkan dalam formulasi. Produk yang dikemas dalam vial dosis ganda, dan
seringkali dimasukkan dalam formulasi yang akan disterilkan dengan proses marginal
atau dibuat secara aseptis.
b. Antioksidan
Antioksidan
dimasukkan dalam banyak formulasi untuk melindungi suatu zat terapeutis yang
mudah mengalami oksidasi, terutama pada kondisi dipercepat dengan sterilisasi
panas, dan bisa berfungsi paling tidak dengan 2 cara, yakni (1) dengan oksidasi
secara istimewa (zat pereduksi) dan dengan demikian digunakan perlahanlahan,
atau (2) dengan memblokir suatu reaksi rantai oksidatif dimana zat-zat tersebut
biasanya tidak dikonsumsi.
sediaan ini harus bebas dari kontaminasi mikroba dan dari komponen toksis dan harus mempunyai tingkat kemurnian tinggi atau luar biasa.
a. Sterilitas
Semua bentuk
sediaan yang diberikan secara paranteral, larutan optalmic dan beberapa alat
medis yang digunakan dalam hubungannya dengan pemberian bahan yang harus
steril, bebas dari semua mikroorganisme hidup. Kebebasan dari mikroorganisme
dijamin pada awalnya dan pembuatan prod uk dengan proses sterilisasi yang
kemudian pengemasan prod uk dalam suatu bentuk yang meyakinkan penyimpanan dari
sifat ini.
b. Bebas dari
bahan partikulat
Bahan partikulat
mengacu pada bahan yang bergerak, tidak larut dan kehadirannya tanpa sengaja
ada dalam sediaan paranteral. Komposisi dari bahan partikulat yang tidak
diinginkan bervariasi. Dalam beberapa hal komposisi ini berasal dari berbagai
materi mengingat yang lain meliputi sumber khusus tersendiri. Bahan dari luar
yang ditemukan pada sediaan paranteral meliputi selulosa, serat buatan, gelas,
karet, logam, partikel plastik, bahan kimia yang tidak larut, koral, diatom,
ketombe dan sejenisnya Secara teoritis mungkin meliputi bahan dari lingkungan
dimana produk tersebut dipasarkan.
c. Pengaruh
Biologis
Kejernihan, atau
ketidakhadiran bahan partikel yang tampak selalu dipertimbangkan sebagai
penyesuaian untuk produk paranteral bagaimanapun, awalnya konsep utama alasan
psikologi, misalnya pengaruh larutan terhadap bahan yang tampak terhadap pasien
yang menerima injeksi atau memberi gambaran kesimpulan injeksi yang beredar
dipasaran dengan bahan-bahan yang mengapung pada larutan.
d. Tidak mengandung bahan
bakteriostatik (SDF hal.163 )
Karena pemberian
cairan infus dalam volume besar bahan bakteriostatik tidak pernah terkandung
untuk mencegah toksisitas yang ditimbulkan akibat dari jumlah bahan
bakteriostatik yang diberikan.
Menurut Scoville's, Hal. 152 dan 154
a.
Isotonis
Larutan yang
mempunyai tekanan osmotik yang sarna dengan cairan dikatakan bahwa yang
isotonik dengan yang lainnya jika suatu larutan yang digunakan berkontak dengan
sel air akan masuk kedalam sel karena perbedaan osmotik dari larutan
disekitamya. Demonstrasi dengan tekanan osmotik menunjukkan bahwa kedua larutan
dengan tonisitas yang tidak sarna yang dipisahkan oleh suatu larutan semi
permeabel, cairan atau pelarut yang digunakan dari larutan yang mempunyai
tonisitas yang mudah ditarik melewati membran menjadi kelarutan yang mempunyai
konsentrasi yang lebih tinggi jadi meningkatkan volume larutan akhir
(berkonsentrasi tinggi).
b. Larutan
Hipotonik dan Hipertonik
Jika larutan
hipotonik mengalami kontak dengan sel maka cairan akan masuk kedalam sel karena
perbedaan tekanan larutan. Pada sisi lain membran plasma sel merupakan unit
yang tertutup sehingga pemasukan air banyak kedalam sel akan menghasilkan
pembengkakan dan selanjutnya hal ini menimbulkan rasa sakit.
f.
Menurut RPS,
a.
Bebas bahan partikulat
Bahan partikel
berbahaya jika mengandung partikel tidak larut karena dapat menghambat aliran
kapiler (RPS,hal.1545). Walaupun bahan tarnbahan tidak lebih dari 50 partikel Iml
yang sama atau lebih besar dari 10 mm dan tidak lebih dari 5 partikel/ml
yang sarna atau lebih besar dari 25/ml dalam ukuran yang seimbang (RPS,
hal.1570).
b.
Bebas pirogen
Walaupun sediaan
telah steril, walaupun sediaan telah steril tetapi tetap harus bebas pirogen
karena pirogen dapat timbul dari produksi pertumbuhan mikroorganisme yang telah
mati yang tahan terhadap panas dan jika tidak didepirogenesasikan dapat
menyebabkan reaksi demam pada manusia ( RPS,hal. 1550
6. mengapa
injeksi harus steril :
·
)
Produk injeksi yang
terkontaminasi dengan mikroorganisme hidup akan menyebabkan multikomplikasi
terhadap kemampuan imunokompromis pasien.
·
Teori dan
praktek phar indus (Lachman hal. 1292)
Harus steril krn sed
injeksi akan disuntikkan melalui membran kulit atau membran mukosa, mebuat
kulit dan mukosa sediaan tersebut haurus bebas dr kontaminasi mikroba. Udh.
·
Formulasi steril
( Lukas, 2006 : hal 46 )
Pembuatan
sediaan yang akan digunakan untuk injeksi harus dilakukan dengan sangat hati2
untuk menghindari kontaminasi mikroba dan bahan asing.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar